Digitalisasi sekolah yang diluncurkan Kemendikbud di Natuna akan menjadi konsep pembelajaran model baru dalam era Revolusi Industri 4.0.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, dengan digitalisasi sekolah ini maka tugas guru akan berubah. Menurutnya, era Revolusi Industri 4.0 ini bukan lagi eranya guru menjadi sumber satu-satunya tempat siswa bertanya.
Guru bisa menjadi fasilitator mencarikan sumber belajar melalui platform digital yang tidak hanya menyediakan bahan ajar tetapi juga tempat interaksi antara siswa dan guru. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program digitalisasi sekolah yang tahun ini menyasar pada 1,7 juta siswa di 36.000 sekolah.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, dengan digitalisasi sekolah ini maka tugas guru akan berubah. Menurutnya, era Revolusi Industri 4.0 ini bukan lagi eranya guru menjadi sumber satu-satunya tempat siswa bertanya.
Guru bisa menjadi fasilitator mencarikan sumber belajar melalui platform digital yang tidak hanya menyediakan bahan ajar tetapi juga tempat interaksi antara siswa dan guru. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program digitalisasi sekolah yang tahun ini menyasar pada 1,7 juta siswa di 36.000 sekolah.
Mendikbud berharap, dengan pembagian perangkat digital seperti laptop dan smartphone tablet, guru dan siswa dapat mengakses portal belajar yang disediakan Kemendikbud secara gratis, yakni portal Rumah Belajar.
Dia mengatakan, jika di gitalisasi sekolah dilaksanakan secara konsisten maka dalam 3-4 tahun ke depan semua sekolah akan sudah menggunakan platform digital.
"Itulah cara revolusi pembelajaran di sekolah kita untuk menyongsong era Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 bukan untuk di hindari atau dicegah, tapi harus di hadapi dengan sungguh-sungguh. Kita sesuaikan diri kita untuk hadapi perubahan," kata Mendikbud saat peluncuran program Sekolah Digital di Gedung Srindit Ranai Natuna di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, kemarin.
Mendikbud yakin dengan adanya digitalisasi sekolah maka kualitas pembelajaran di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) seperti di Natuna yang berada di kawasan terluar Indonesia tidak akan jauh berbeda dengan daerah lain, sebab sekolah memakai sumber belajar dengan platform digital yang sama.
Dia juga meminta guru mengikuti pelatihan sehingga bisa mendidik siswanya memakai platform digital ini dengan maksimal. Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan kepada semua menteri termasuk Kemendikbud untuk memberi perhatian kepada wilayah 3T.
Muhadjir mengungkapkan, sejak dua tahun lalu Presiden memberi arahan agar segera merealisasikan penggunaan teknologi informasi guna mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah pinggiran. Sejak itu pula, Kemendikbud mulai merevitalisasi portal pembelajaran bahan ajar yang dinamakan Rumah Belajar.
Mendikbud berharap dengan penggunaan smartphone tablet dan perangkat komputer di sekolah melalui digitalisasi sekolah, penggunaan gawai oleh anak didik bisa mengarah ke hal pendidikan yang lebih produktif.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menjelaskan, digitalisasi sekolah diluncurkan dalam rangka menyongsong era 4.0 dan sekaligus menerapkan konsep pembelajaran model baru di sekolah. Peluncuran ini ditandai dengan pemberian sarana TIK kepada 38 sekolah di Kabupaten Natuna.
Didik berharap pada 2020 jumlah sekolah sasaran akan lebih banyak lagi dengan tidak menggunakan dana BOS melainkan dana lain di APBN.”Digitalisasi sekolah merupakan terobosan baru di dunia pendidikan yang memanfaat kan IT dalam berbagai aspek pengajaran. Kelebihan sistem ini mempermudah proses belajar-mengajar karena siswa dan guru akan mudah mengakses semua bahan ataupun bahan ujian dalam satu jaringan,” terangnya.
Dia mengatakan, jika di gitalisasi sekolah dilaksanakan secara konsisten maka dalam 3-4 tahun ke depan semua sekolah akan sudah menggunakan platform digital.
"Itulah cara revolusi pembelajaran di sekolah kita untuk menyongsong era Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 bukan untuk di hindari atau dicegah, tapi harus di hadapi dengan sungguh-sungguh. Kita sesuaikan diri kita untuk hadapi perubahan," kata Mendikbud saat peluncuran program Sekolah Digital di Gedung Srindit Ranai Natuna di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, kemarin.
Mendikbud yakin dengan adanya digitalisasi sekolah maka kualitas pembelajaran di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) seperti di Natuna yang berada di kawasan terluar Indonesia tidak akan jauh berbeda dengan daerah lain, sebab sekolah memakai sumber belajar dengan platform digital yang sama.
Dia juga meminta guru mengikuti pelatihan sehingga bisa mendidik siswanya memakai platform digital ini dengan maksimal. Dia menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan kepada semua menteri termasuk Kemendikbud untuk memberi perhatian kepada wilayah 3T.
Muhadjir mengungkapkan, sejak dua tahun lalu Presiden memberi arahan agar segera merealisasikan penggunaan teknologi informasi guna mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah pinggiran. Sejak itu pula, Kemendikbud mulai merevitalisasi portal pembelajaran bahan ajar yang dinamakan Rumah Belajar.
Mendikbud berharap dengan penggunaan smartphone tablet dan perangkat komputer di sekolah melalui digitalisasi sekolah, penggunaan gawai oleh anak didik bisa mengarah ke hal pendidikan yang lebih produktif.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menjelaskan, digitalisasi sekolah diluncurkan dalam rangka menyongsong era 4.0 dan sekaligus menerapkan konsep pembelajaran model baru di sekolah. Peluncuran ini ditandai dengan pemberian sarana TIK kepada 38 sekolah di Kabupaten Natuna.
Didik berharap pada 2020 jumlah sekolah sasaran akan lebih banyak lagi dengan tidak menggunakan dana BOS melainkan dana lain di APBN.”Digitalisasi sekolah merupakan terobosan baru di dunia pendidikan yang memanfaat kan IT dalam berbagai aspek pengajaran. Kelebihan sistem ini mempermudah proses belajar-mengajar karena siswa dan guru akan mudah mengakses semua bahan ataupun bahan ujian dalam satu jaringan,” terangnya.
Bupati Natuna Hamid Rizal menjelaskan, dengan diluncurkannya digitalisasi sekolah di Natuna, dia berharap jaringan internet di wilayahnya akan semakin baik.
Jika jaringan internet masih belum merata di wilayah perbatasan ini maka akan menjadi kendala dalam proses pembelajaran digital nantinya. Pada 2019, Kemendikbud akan memberikan bantuan sarana pembelajaran TIK dan tablet melalui anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja kepada 6.004 sekolah dan 692.212 siswa, sedangkan melalui BOS Afirmasi untuk 30.277 sekolah dan 1.061.233 siswa.
Di Kabupaten Natuna sendiri, Kemendikbud membagikan tablet kepada 1.142 siswa yang terdiri atas 508 siswa kelas VI, 303 siswa kelas VII, dan 331 kelas X. Selain itu, sarana pembelajaran TIK berupa PC-server, laptop, LCD, router, dan external hardisk akan diberikan kepada 38 unit sekolah di Kabupaten Natuna, yang meliputi 25 SD, 9 SMP, 3 SMA, dan 1 SMK.
Jika jaringan internet masih belum merata di wilayah perbatasan ini maka akan menjadi kendala dalam proses pembelajaran digital nantinya. Pada 2019, Kemendikbud akan memberikan bantuan sarana pembelajaran TIK dan tablet melalui anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja kepada 6.004 sekolah dan 692.212 siswa, sedangkan melalui BOS Afirmasi untuk 30.277 sekolah dan 1.061.233 siswa.
Di Kabupaten Natuna sendiri, Kemendikbud membagikan tablet kepada 1.142 siswa yang terdiri atas 508 siswa kelas VI, 303 siswa kelas VII, dan 331 kelas X. Selain itu, sarana pembelajaran TIK berupa PC-server, laptop, LCD, router, dan external hardisk akan diberikan kepada 38 unit sekolah di Kabupaten Natuna, yang meliputi 25 SD, 9 SMP, 3 SMA, dan 1 SMK.